KKP Kepulauan Misool

346.189 hektar

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Misool merupakan KKP terluas di Raja Ampat, dengan total luasan mencapai 346.189 hektar, yang meliputi gugusan pulau-pulau yang tersusun dari bebatuan kapur. Kepulauan Misool sendiri terbagi ke dalam tiga wilayah administrasi, yaitu Distrik Misool Timur, Misool Selatan, dan Misool Barat.

Seperti halnya di tempat lain di Raja Ampat, Kepulauan Misool memiliki terumbu karang yang melimpah, dan dikenal karena keragaman jenis terumbu karang lunaknya. Mulai dari formasi bebatuan yang muncul ke permukaan, bommies, hingga kepada struktur terumbu karang yang menggantung (overhang), yang kesemuanya dipenuhi beragam biota laut.

Dari kipas laut berukuran besar hingga tunicata dalam beragam ukuran, kesemua warna dan bentuk berbaur menjadi latar bagi kawanan ikan kue atau barakuda, atau bahkan ikan ekor kuning yang berukuran lebih besar. Kerapu dan hiu dapat dijumpai hampir setiap waktu, bersamaan dengan biota laut berukuran teramat kecil seperti kuda laut bargibanti dan siput laut yang berwarna-warni.

Kondisi terumbu karang di KKP Kepulauan Misool secara umum masih tergolong sehat, dimana penyakit dan pemutihan karang tercatat dibawah 1%, dengan tutupan karang hidup sebesar 38,6% (Ahmadia et al., 2017).

Sebagian pantai di dalam wilayah KKP Kepulauan Misool merupakan salah satu lokasi peneluran penyu hijau (Chelonia mydas)dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata)di Raja Ampat, sementara beberapa muara sungai merupakan habitat alami bagi populasi buaya air asin. Selain itu, wilayah perairan Kepulauan Misool telah diidentifikasi sebagai wilayah agregasi pari manta.

Selain ekosistem terumbu karang, di pesisir KKP Kepulauan Misool juga terdapat hutan bakau dan padang lamun, termasuk jenis bakau air tawar yang langka. Persebaran hutan bakau di Misool cukup luas, mulai dari daerah di sekitar Kampung Kapatcol, Biga, Gamta, Magei, Fafanlap, dan Tomolol. Bagi masyarakat lokal di Misool, hutan bakau juga berfungsi sebagai habitat penting penyedia sumber makanan seperti ikan, udang, dan kepiting.

Meskipun lokasinya relatif cukup jauh baik dari Sorong maupun Waisai, Kepulauan Misool adalah salah satu destinasi wisata utama di Raja Ampat. Kepulauan Misool memiliki beragam potensi pariwisata baik di laut maupun di darat.

Kepulauan Misool adalah ‘rumah’ bagi kawasan hutan tropis yang dilindungi seluas 115.056,64 hektar yang berstatus sebagai Cagar Alam, dan pengawasannya berada di bawah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam(BBKSDA) Papua Barat; sebuah unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain wisata alam, di Kepulauan Misool juga terdapat artefak berupa lukisan tebing atau rock painting, dan beberapa gua yang memiliki nilai dan interpretasi sejarah, yang hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat lokal.

Salah satu objek wisata alam lainnya yang unik di Misool adalah tiga danau air asin yang lokasinya sama sekali terpisah sama sekali dari laut. Danau-danau tersebut merupakan habitat bagi ubur-ubur yang tidak menyengat. Mengingat sensitivitas habitat ubur-ubur tersebut, semua pengunjung harus mematuhi semua Regulasi dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang berlaku.

 

Patroli

Di awal tahun 2000-an, praktik-praktik perikanan yang merusak dan penangkapan hiu begitu maraknya hingga merusak keanekaragaman hayati dan terumbu karang ada di sekitar Kepulauan Misool.

Sebagai upaya untuk menanggulangi kondisi tersebut, pada tahun 2005, sebuah kolaborasi antara komunitas lokal dan pihak swasta – yaitu Misool Eco Resort – menghasilkan Zona Larang Tangkap pertama di Kepulauan Misool.

Semenjak itu, inisiatif patroli masyarakat – yang kini berada di bawah Yayasan Misool – bahu membahu dengan Patroli Jaga Laut dari Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat dalam mengamankan wilayah KKP Kepulauan Misool dari aktivitas-aktivitas pemanfaatan yang merusak.

Patroli masyarakat dari Yayasan Misool memiliki pos pengawasan yang, meskipun berbeda pulau, namun tetap berdekatan dengan Misool Eco Resort berada.

Selain patroli rutin, inisiatif berbasis masyarakat dari Yayasan Misool ini juga menggunakan bantuan radar dan drone dalam membantu upaya-upaya pengawasan dan pelestarian lingkungan yang mereka lakukan.

Upaya-upaya tersebut telah membuahkan hasil yang cukup signifikan, dengan peningkatan biomassa ikan pada tahun 2013 sebesar 250% ‘hanya’ dalam waktu enam tahun.

Sebuah studi terpisah menyatakan bahwa terdapat hiu sebanyak 25 kali lebih banyak di dalam kawasan konservasi dibandingkan dengan di luar kawasan. Selain itu, studi yang sama juga mencatat bahwa penampakan pari manta oseanik (Manta birostris) juga meningkat sebesar 25 kali lipat antara tahun 2010 dan 2016.

 

Sebagai salah satu lokasi yang indah dan bernilai ekologis penting di Raja Ampat, aktivitas pariwisata di Kepulauan Misool yang terus meningkat harus dikelola secara hati-hati dan berkelanjutan. Mengingat arealnya yang luas dan terpencil, Kepulauan Misool terancam oleh aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan, merusak, dan ilegal, yang menyia-nyiakan upaya konservasi di sana.

Masyarakat lokal berkolaborasi dengan sektor privat, pemerintah, dan organisasi-organisasi non-pemerintah berjuang untuk melindungi wilayah perairan dan daratan Kepulauan Misool, serta mendukung pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan zonasi yang tegas, patroli masyarakat, dan juga praktik kearifan lokal “Sasi.”

KKP di Misool Tenggara Zonasi

Klik Peta untuk meluaskan, dan lihat Legenda di bawah ini

Zoning Raja Ampat Marine Park

Tabel di bawah ini memberikan gambaran umum tentang beberapa kegiatan yang lazim terjadi di dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP). 
Until penjelasan terperinci mengenai semua kegiatan yang diatur di dalam Peraturan Zonasi, silakan lihat Tabel 14, halaman 48-51 dari dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat 2019-2038.

Klik tabel untuk memperluas

Raja Ampat Marine Park Zoning

Copyright © BLUD UPTD Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat