KKP Kepulauan Asia dan Ayau

99.339 hektar

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Asia dan Ayau terletak di ujung utara Raja Ampat dengan luasan 99.339 hektar, danmerupakan salah satu gugusan kepulauan terdepandi Indonesia. KKP Kepulauan Asia dan Ayau terdiri dari gugusan terumbu karang dan atol yang sangat luas, yang terletak di antara pulau-pulau di sekitarnya.

Kepulauan Asia dan Ayau dikenal sebagai situs pemijahan ikan kerapu terbesar di Indonesia Timur, yang menyediakan pasokan besar ikan kerapu dan telur ke perairan Maluku, Halmahera, dan sebagian besar wilayah Bentang Laut Kepala Burung.

Spesies ikan baru ditemukan di KKP Kepulauan Asia dan Ayau pada tahun 2015, dan diberi nama Cirrhilabrus marindasebagai apresiasi terhadap Bupati Markus Wanma dan Wakil Bupati Inda Arfan yang bersama-sama dikenal sebagai ‘Marinda.’

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah KKP Kepulauan Asia dan Ayau menyimpulkan bahwa daerah Abor di Ayau Besar merupakan salah satu lokasi pemijahan multi-spesies dari ikan Kerapu Saiseng (Plectropomus aereolatus) dan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang sangat produktif dan masih aktif hingga saat ini (Wilson et al, 2010; Huffard et al, 2012; EBM Phase II Report, 2010).

Secara umum, Kepulauan Asia dan Ayau merupakan habitat dan tempat agregasi bagi ikan-ikan yang bernilai ekonomis penting seperti napoleon, tuna, cakalang, tenggiri dan ikan pelagis penting lainnya seperti bubara, tongkol dan kembung atau selar.

KKP Kepulauan Asia dan Ayau juga memiliki pantai peneluran penyu yang penting baik bagi Penyu Hijau (Chelonia mydas)maupun Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Selain penyu, di perairan Asia dan Ayau juga dapat ditemukan jenis lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus), lumba-lumba spinner (Stella longirostris),dan paus sperma (Khazalie et al, 2011).

KKP Kepulauan Asia dan Ayau terletak di dalam wilayah yang mencakup dua distrik, yaitu Distrik Ayau dan Distrik Kepulauan Ayau, di mana terdapat sembilan desa dengan total populasi lebih dari 2.000 penduduk. Secara historis, populasi masyarakat di KKP Kepulauan Asia dan Ayau adalah keturunan dari Suku Biak, serta Sub-suku Wardo dan Usba.

Penghidupan sebagian besar masyarakat di Asia dan Ayau bergantung pada hasil laut, terutama kerapu. Mengingat wilayah Kepulauan Asia dan Ayau adalah lokasi pemijahan kerapu, sepanjang tahun 1990-an, kapal-kapal dari Hong Kong akan melakukan perjalanan ke sini untuk membeli kerapu hidup dari masyarakat. Namun, praktik ini, bersamaan dengan penggunaan bom dan sianida, secara perlahan-lahan dihilangkan seiring dengan mulai dikembangkannya Asia dan Ayau sebagai kawasan konservasi perairan pada tahun 2007.

Selain ikan, ada jenis cacing laut yang hanya dapat ditemukan di perairan KKP Kepulauan Asia dan Ayau, yang muncul pada waktu-waktu tertentu. Cacing ini dikenal dengan nama lokal “Insonem,” dan biasa untuk dikonsumsi sebagai makanan, atau dijual sebagai sumber mata pencaharian alternatif.

Selama beberapa generasi orang-orang yang tinggal di KKP Kepulauan Asia dan Ayau  mempraktikkan sistem Sasi tradisional untuk melindungi dan mengelola sumber daya alam hayati kelautan mereka secara berkelanjutan, dengan dua sistem Sasi yang lazim dipraktekkan: Sasi yang dikelola oleh suku, dan Sasi yang dikelola oleh gereja.

Zonasi di KKP Kepulauan Asia dan Ayau 

Klik Peta untuk meluaskan, dan lihat Legenda di bawah ini

Zoning Raja Ampat Marine Park

Tabel di bawah ini memberikan gambaran umum tentang beberapa kegiatan yang lazim terjadi di dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP). 
Until penjelasan terperinci mengenai semua kegiatan yang diatur di dalam Peraturan Zonasi, silakan lihat Tabel 14, halaman 48-51 dari dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat 2019-2038.

Klik tabel untuk memperluas

Raja Ampat Marine Park Zoning

Copyright © BLUD UPTD Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat